HealthWorld

Stress Coping Mechanism: Cara Manajemen Stres yang lebih Baik

Manajemen Stress Coping Mechanism

Kabari99 – Dalam menjalani kehidupan pastinya kita pernah mengalami masalah. Entah dalam lingkup akademik, keluarga, percintaan, pertemanan, ekonomi dan banyak hal lainnya. Which is banyaknya masalah tersebut membuat kita tertekan dan akhirnya terjebak dalam kondisi stres yang berkepanjangan.

Stres yang berkepanjangan ini tentunya akan melemahkan kemampuan fisik maupun psikologis kita. Maka dari itu kita perlu melakukan sebuah upaya atau penanganan terhadap stres yang sedang kita alami agar teratasi dengan baik. Nah, dalam dunia psikologi hal ini disebut dengan Coping Mechanism.

Baca juga: Di balik layar acara makan malam KTT G20 di GWK

Apa itu Coping Mechanism?

Coping Mechanism adalah cara seseorang dalam menyelesaikan atau menghadapi stres. Dengan memiliki coping skill, kita akan mampu menyelesaikan atau setidaknya meminimalisir stres ketika kita menghadapi suatu masalah. Mengendalikan stres dengan strategi ini dapat membantu kita agar merasa lebih baik secara fisik dan juga mental.

Menurut Aldwin dan Revenson, strategi coping adalah suatu cara yang dilakukan tiap individu untuk mengatasi dan mengendalikan situasi atau masalah yang dialami dan dipandang sebagai hambatan, tantangan yang bersifat menyakitkan, serta ancaman yang bersifat merugikan.

Coping Mechanism merupakan cara yang digunakan untuk mengurangi permasalahan yang dialami dan mengontrol sikap diri sendiri.

Sumber: mankaakura

Tips Coping Mechanism

Setiap orang pasti memiliki caranya masing-masing dalam coping mechanism, bukan? Namun, coping mechanism ini tidak selalu positif, beberapa orang akan berperilaku atau melakukan tindakan negatif saat merasa dirinya stres. Seperti meminum alkohol, merusak benda, dan juga melampiaskan emosinya kepada orang lain.

Maka untuk memiliki coping mechanism yang sehat dan positif kita harus mampu mengembangkan coping skill yang baik.

Melansir dari laman verywellmind.com strategi Coping Mechanism ini terbagi menjadi dua, yaitu problem-focused coping atau PFC dan emotion-focused coping atau EFC.

Problem-focused coping adalah penanganan yang berfokus pada masalah itu sendiri sedangkan emotion-focused coping adalah penanganan masalah yang berfokus pada emosi.

Baca juga: Benarkah produk hasil daur ulang lebih mahal?

Pemilihan strategi ini biasanya didasarkan pada faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi coping skill yang biasa seseorang pakai dalam kehidupan sehari-hari untuk menghadapi masalahnya dan kepribadian dari seseorang itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal meliputi pengalaman, dukungan sosial, dan tekanan yang didapat.

Nah, Setelah mempertimbangkan dua faktor tersebut, seseorang akan memilih strategi yang sesuai dengan kondisi dan juga tekanan pada dirinya untuk menghadapi suatu masalah.

menyembuhkan mood Anda dari waktu ke waktu

 

Yang termasuk strategi problem-focused coping ialah dengan melakukan upaya untuk mengubah suatu keadaan. Ketika kita menghadapi suatu masalah, perhatikan cara penyelesaiannya. Jika kita mampu mengubah situasi atau kondisi, maka lakukan. Menjauh dari masalahnya.

Misalnya kita merasa stres ketika menjalani hubungan yang toxic, maka yang dapat kita lakukan adalah mengakhiri hubungan tersebut.

Kemudian bisa juga dengan mencari bantuan atau dukungan sosial dari lingkungan sekitar, baik berupa informasi ataupun bantuan nyata. Seperti contoh saat kita merasa stres ketika mengerjakan topik skripsi maka yang dapat kita lakukan adalah menghubungi ataupun mendatangi dosen pembimbing untuk menjelaskannya.

 

Berhenti berpikir, Istirahatlah dulu:

 

Namun, jika kita tidak bisa mengubah situasi atau kondiri tersebut, maka yang harus kita lakukan adalah bagaimana cara mengatur stres dan mengelola emosi yang muncul ketika menghadapi permasalahan itu atau Emotion-focused coping.

Misalnya dalam sehari kita mengalami stres akibat tugas yang banyak, maka kita bisa mengalihkannya dengan me time atau mungkin sekedar menonton video kucing lucu di Instagram jika Fresh Reader suka kucing.

Dari sini, dapat dilihat bahwa jenis stress coping mechanism memiliki karakteristiknya tersendiri dan setiap orang memiliki stress coping mechanism mereka masing-masing.

Kalau kamu bagaimana nih? Apakah coping mechanism kamu merupakan coping mechanism yang sehat? Yuk, biasakan membangun coping skill yang sehat untuk manajemen stres yang lebih baik dan tidak menyakiti diri sendiri!

 

Kabari99 – Yogyakarta

last post

Back to top button